Paus Fransiskus menuai kontroversi selama kunjungannya ke Asia Pasifik setelah dia bercanda tentang seorang wanita ‘tua’ yang tidak memiliki anak dan memiliki banyak kucing. Komentar tersebut dianggap tidak pantas dan menyinggung oleh banyak orang.
Paus Fransiskus mengunjungi negara-negara di Asia Pasifik selama perjalanan historisnya, termasuk Filipina, Jepang, dan Indonesia. Namun, saat berbicara dengan para pejabat gereja di Filipina, Paus Fransiskus membuat komentar yang mengejutkan tentang seorang wanita yang tidak memiliki anak dan memiliki banyak kucing.
Dalam komentarnya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa wanita tersebut adalah ‘tua’ dan ‘tak punya anak’ serta memiliki banyak kucing. Komentar ini dianggap tidak pantas dan menyinggung oleh banyak orang, terutama wanita yang tidak memiliki anak karena alasan pribadi atau medis.
Para aktivis hak wanita dan kelompok advokasi lainnya segera mengecam komentar tersebut sebagai tidak sensitif dan tidak menghormati wanita yang tidak memiliki anak. Mereka menuntut permintaan maaf dari Paus Fransiskus dan mengatakan bahwa komentar tersebut tidak pantas dilontarkan oleh seorang pemimpin agama.
Sebagai pemimpin spiritual bagi jutaan umat Katolik di seluruh dunia, Paus Fransiskus seharusnya memberikan contoh yang baik dalam berbicara dan bertindak. Komentar yang tidak sensitif seperti ini hanya akan merusak citra dan otoritasnya.
Paus Fransiskus segera merespons kritik tersebut dengan permintaan maaf secara terbuka kepada wanita yang mungkin merasa tersinggung oleh komentarnya. Dia mengaku bahwa komentarnya tidak pantas dan menyesal telah melontarkannya.
Kejadian ini menunjukkan pentingnya berhati-hati dalam berbicara dan memperhatikan sensitivitas orang lain, terutama ketika berbicara tentang isu-isu yang bersifat pribadi atau sensitif. Sebagai pemimpin global, Paus Fransiskus harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan-pesannya agar tidak menyinggung atau melukai perasaan orang lain.