Prabowo Subianto, calon presiden Indonesia, telah mengumumkan rencana ambisius untuk pensiunkan semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dalam waktu 15 tahun. Meskipun rencana tersebut menuai pujian dari sebagian kalangan, para ahli energi ragu apakah target tersebut dapat tercapai.
Dalam pidato kampanyenya, Prabowo menegaskan pentingnya beralih ke sumber energi terbarukan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menjaga lingkungan. Dia berjanji untuk mempercepat pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan air, serta mengurangi ketergantungan pada batu bara dan minyak bumi.
Namun, para ahli energi memperingatkan bahwa pensiunnya semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dalam waktu 15 tahun merupakan tantangan yang besar. Mereka mengatakan bahwa infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung energi terbarukan masih terbatas, sementara biaya untuk mengganti semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil sangatlah tinggi.
Selain itu, Indonesia masih sangat bergantung pada batu bara sebagai sumber energi utama, dan menutup semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dalam waktu singkat dapat mengganggu pasokan listrik nasional. Para ahli juga menyoroti perlunya kebijakan dan regulasi yang mendukung transisi ke energi terbarukan, serta dukungan dari pemerintah dan sektor swasta.
Meskipun demikian, rencana Prabowo untuk pensiunkan semua pembangkit listrik berbahan bakar fosil dalam waktu 15 tahun merupakan langkah positif dalam upaya mengurangi dampak negatif perubahan iklim. Dengan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, Indonesia dapat mencapai target tersebut dan menjadi negara yang ramah lingkungan di masa depan.