Kebijakan luar negeri Indonesia menjadi transaksional di bawah Presiden Jokowi
Sejak Presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi memimpin Indonesia, kebijakan luar negeri negara ini mulai berubah menjadi lebih transaksional. Hal ini terlihat dari pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menjalankan hubungan dengan negara lain.
Pada masa sebelumnya, Indonesia dikenal dengan kebijakan luar negerinya yang lebih berbasis pada prinsip-prinsip non blok dan diplomasi damai. Namun, di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia mulai mengadopsi pendekatan yang lebih pragmatis dan berorientasi pada keuntungan langsung.
Salah satu contoh dari kebijakan luar negeri transaksional yang diambil oleh pemerintah Jokowi adalah dalam hal investasi dan perdagangan. Indonesia aktif mencari investasi dari negara-negara lain, terutama dalam proyek infrastruktur yang menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Jokowi. Hal ini terlihat dari kunjungan-kunjungan Presiden Jokowi ke berbagai negara untuk menarik investor dan menandatangani kesepakatan dagang.
Selain itu, Indonesia juga mulai lebih aktif dalam menjalankan diplomasi ekonomi dengan negara-negara lain. Pemerintah Jokowi mengutamakan kerjasama ekonomi yang saling menguntungkan dan berusaha untuk meningkatkan perdagangan bilateral dengan negara-negara mitra.
Meskipun kebijakan luar negeri Indonesia menjadi lebih transaksional di bawah Presiden Jokowi, namun hal ini juga menimbulkan beberapa kritik. Beberapa pihak menilai bahwa pendekatan yang lebih pragmatis ini dapat mengorbankan prinsip-prinsip diplomasi yang selama ini dijunjung tinggi oleh Indonesia.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan luar negeri transaksional ini juga memberikan dampak positif bagi Indonesia. Dengan adopsi pendekatan yang lebih pragmatis, Indonesia dapat lebih cepat dan efektif dalam menarik investasi dan meningkatkan kerjasama ekonomi dengan negara-negara lain.
Dengan demikian, kebijakan luar negeri Indonesia yang menjadi transaksional di bawah Presiden Jokowi dapat dilihat sebagai upaya untuk memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional melalui kerjasama yang lebih berorientasi pada keuntungan langsung.