Mantan walikota Filipina yang dituduh sebagai mata-mata untuk China telah ditangkap setelah kejar-kejaran polisi melintasi empat negara. Walikota tersebut, yang tidak disebutkan namanya, diduga terlibat dalam kegiatan spionase untuk pihak China dan telah menjadi target operasi intelijen selama beberapa bulan.
Kejar-kejaran polisi dimulai ketika mantan walikota tersebut mencoba melarikan diri dari kediamannya di Filipina setelah tim intelijen mengetahui keberadaannya. Polisi Filipina segera memberikan informasi kepada kepolisian Indonesia, Malaysia, dan Singapura untuk membantu menangkap tersangka.
Setelah melintasi perbatasan Filipina-Indonesia, tersangka berhasil melarikan diri dari kejaran polisi selama beberapa hari. Namun, akhirnya polisi berhasil menangkapnya di sebuah kota kecil di Indonesia setelah melakukan penyergapan di sebuah rumah yang diduga menjadi tempat persembunyiannya.
Setelah ditangkap, mantan walikota tersebut langsung diekstradisi ke Filipina untuk diadili atas tuduhan spionase. Pemerintah Filipina telah menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang lainnya untuk menyelidiki lebih lanjut kasus ini dan memastikan bahwa keamanan negara terjaga.
Kasus ini menunjukkan pentingnya kerja sama antar negara dalam menangani ancaman keamanan yang melibatkan mata-mata asing. Dengan adanya kekuatan bersama antara Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Singapura, kasus ini berhasil diungkap dan tersangka dapat ditangkap.
Keberhasilan ini juga menunjukkan bahwa pemerintah-pemerintah di kawasan Asia Tenggara serius dalam melawan ancaman keamanan yang datang dari luar. Dengan kerja sama dan koordinasi yang baik, negara-negara di kawasan ini dapat menghadapi tantangan bersama dan menjaga keamanan wilayah mereka.