Airbus, perusahaan penerbangan terbesar di Eropa, akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 2.500 karyawan sebagai bagian dari upaya untuk memperbaiki divisi angkasa dan pertahanannya. Langkah ini diambil setelah divisi tersebut mengalami penurunan pesanan dan tekanan finansial yang signifikan.
Pemutusan hubungan kerja ini merupakan bagian dari rencana restrukturisasi yang diumumkan oleh Airbus pada bulan Juli lalu. Perusahaan berencana untuk mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi dalam divisi angkasa dan pertahanan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
Divisi angkasa dan pertahanan Airbus telah mengalami tekanan dari persaingan yang semakin ketat dan penurunan pesanan dari pemerintah. Perusahaan berharap bahwa dengan melakukan pemutusan hubungan kerja ini, mereka dapat memperbaiki kinerja divisi tersebut dan kembali menjadi pemimpin pasar di Eropa.
Karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja akan diberikan paket kompensasi yang adil sesuai dengan hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Airbus juga berkomitmen untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada karyawan yang terkena dampak dari restrukturisasi ini.
Meskipun langkah ini mungkin sulit bagi para karyawan yang terkena dampaknya, namun Airbus yakin bahwa ini adalah langkah yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan bisnis perusahaan di masa depan. Perusahaan berharap bahwa dengan melakukan restrukturisasi ini, mereka dapat kembali ke jalur keuntungan dan memperkuat posisinya di pasar global.
Dengan pemutusan hubungan kerja ini, Airbus berharap dapat memulihkan divisi angkasa dan pertahanannya dan kembali menjadi pemimpin pasar di Eropa. Perusahaan berharap bahwa dengan melakukan restrukturisasi ini, mereka dapat kembali ke jalur keuntungan dan memperkuat posisinya di pasar global.