Catholics face a shortage of priests. But one Indonesian seminary is overwhelmed with applicants

Gereja Katolik sedang menghadapi masalah kekurangan imam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, sebuah seminari di Indonesia justru mengalami lonjakan pendaftar yang luar biasa.

Seminari Kepausan St. Paulus di Kaliurang, Yogyakarta, telah mencatat peningkatan jumlah calon imam yang mendaftar setiap tahunnya. Bahkan, seminari ini kini mengalami kesulitan dalam menampung semua pendaftar yang datang.

Menurut Uskup Agung Yogyakarta, Mgr. Fransiskus Xaverius Rocharjanta Prajasuta, lonjakan pendaftar ini merupakan hal yang menggembirakan bagi Gereja Katolik di Indonesia. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya orang yang tertarik untuk menjadi imam dan melayani umat.

Namun, masalah yang dihadapi oleh Gereja Katolik tetaplah nyata. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah imam yang aktif melayani umat semakin menurun, sementara umat Katolik terus bertambah. Hal ini membuat beban kerja bagi imam yang tersedia menjadi semakin berat.

Banyak faktor yang menyebabkan semakin sedikitnya imam Katolik yang tersedia, seperti kurangnya minat dari generasi muda untuk menjadi imam, serta tugas-tugas pastoral yang semakin kompleks dan menuntut. Namun, seminari-seminari seperti St. Paulus di Kaliurang memberikan harapan bagi gereja dengan menarik minat banyak calon imam.

Para calon imam yang mendaftar di seminari ini mengikuti program pelatihan yang ketat dan intensif selama beberapa tahun. Mereka belajar tentang teologi, katekese, liturgi, moral, dan berbagai mata pelajaran lainnya yang diperlukan untuk menjadi seorang imam yang baik.

Diharapkan dengan semakin banyaknya calon imam yang mendaftar di seminari ini, Gereja Katolik di Indonesia akan memiliki cukup imam untuk melayani umat dan memenuhi kebutuhan rohani mereka. Semoga seminari-seminari seperti St. Paulus di Kaliurang terus memberikan kontribusi yang berarti bagi gereja dan umat Katolik di Indonesia.