Boeing menerima kesepakatan tawar untuk menghindari persidangan pidana atas kecelakaan 737 Max, Departemen Kehakiman mengatakan
Boeing telah menerima kesepakatan tawar dari Departemen Kehakiman Amerika Serikat untuk menghindari persidangan pidana terkait kecelakaan yang melibatkan pesawat 737 Max. Kesepakatan ini merupakan langkah penting dalam upaya untuk menyelesaikan kasus yang telah mengguncang industri penerbangan selama bertahun-tahun.
Dalam pernyataan resminya, Departemen Kehakiman mengatakan bahwa Boeing telah setuju untuk membayar denda yang besar dan mengakui kesalahan terkait dengan kecelakaan yang terjadi pada pesawat 737 Max. Denda yang harus dibayarkan oleh Boeing mencapai miliaran dolar, membuatnya menjadi salah satu kesepakatan tawar terbesar dalam sejarah penerbangan.
Kecelakaan pesawat 737 Max yang terjadi di Indonesia dan Ethiopia telah menewaskan ratusan penumpang dan awak pesawat, serta menimbulkan keraguan yang besar terhadap keselamatan pesawat Boeing. Penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas penerbangan menemukan bahwa kesalahan desain dan kurangnya pelatihan bagi pilot menjadi faktor utama dari kecelakaan tersebut.
Boeing telah mengalami tekanan besar dari publik dan regulator penerbangan untuk bertanggung jawab atas kecelakaan yang terjadi. Dengan menerima kesepakatan tawar ini, Boeing diharapkan dapat memberikan keadilan bagi keluarga korban dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Meskipun kesepakatan tawar ini mengakhiri kemungkinan persidangan pidana terhadap Boeing, perusahaan ini masih harus menghadapi tuntutan hukum dari keluarga korban dan pemegang saham yang merasa dirugikan akibat kecelakaan 737 Max. Boeing diharapkan dapat memperbaiki reputasinya dan meningkatkan standar keselamatan pesawatnya untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap mereknya.