Seorang hakim federal di Texas akan mendengarkan argumen terkait perjanjian plea deal Boeing dalam kasus 737 Max di Indonesia. Perjanjian ini merupakan bagian dari upaya Boeing untuk menyelesaikan kasus yang melibatkan kecelakaan fatal pesawat 737 Max di Indonesia pada tahun 2018.
Pada hari Senin, hakim akan mendengarkan argumen dari pengacara Boeing dan jaksa federal terkait kesepakatan plea deal yang telah disepakati antara Boeing dan pemerintah AS. Dalam perjanjian tersebut, Boeing mengakui kesalahan terkait dengan penyelidikan terhadap kecelakaan pesawat 737 Max yang menewaskan 189 orang di Indonesia.
Kasus ini telah menarik perhatian internasional karena kecelakaan pesawat 737 Max tersebut merupakan salah satu kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah penerbangan. Dalam penyelidikan yang dilakukan oleh otoritas penerbangan Indonesia, disimpulkan bahwa kesalahan perancangan pada software pesawat tersebut menjadi faktor utama penyebab kecelakaan.
Boeing telah mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki software pesawat 737 Max dan meningkatkan prosedur keselamatan penerbangan. Namun, pihak berwenang masih mempertanyakan apakah langkah-langkah tersebut sudah cukup untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa di masa depan.
Di tengah pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, kasus ini menjadi sorotan karena menunjukkan pentingnya keselamatan penerbangan dalam situasi darurat seperti pandemi. Para pengamat juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas perusahaan penerbangan dalam menjaga keselamatan penumpang.
Dengan adanya sidang di Texas ini, diharapkan pihak pengadilan dapat memberikan keadilan bagi keluarga korban kecelakaan pesawat 737 Max di Indonesia. Keputusan hakim akan menjadi penentu apakah perjanjian plea deal antara Boeing dan pemerintah AS dapat diterima atau tidak, serta memberikan sinyal bagi perusahaan penerbangan lainnya dalam menjaga keselamatan penerbangan di masa depan.